Peserta PBAK 2025 Jurusan PGMI UIN Sultanah Nahrasiyah Ikuti Sosialisasi Visi-Misi dan Pelatihan Anti-Perundungan

Lhokseumawe - Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Sultanah Nahrasiah Lhokseumawe telah menyelenggarakan sesi Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2025 secara khusus bagi mahasiswa baru Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) sebanyak 133 peserta pada hari Jum’at 29 Agustus 2025. Kegiatan yang berlangsung dengan khidmat ini diisi dengan dua materi utama, yaitu sosialisasi visi dan misi jurusan serta pemaparan komprehensif mengenai pencegahan dan penanganan kasus perundungan di lingkungan kampus. Acara ini dihadiri oleh seluruh mahasiswa baru PGMI yang antusias menyambut tahun akademik baru.

Pada sesi pertama, Ketua Jurusan PGMI, Dr. Sarah Fazilla, secara resmi memaparkan visi dan misi terbaru program studi. Visi PGMI adalah menjadi program studi yang unggul dalam pengembangan pendidikan dasar Islam yang multiliterasi, inovatif, dan kolaboratif berbasis kearifan lokal di tingkat ASEAN pada tahun 2040. Untuk mewujudkannya, dijabarkan empat misi yang berfokus pada penyelenggaraan pendidikan terintegrasi ilmu keislaman, pelaksanaan penelitian kolaboratif, pengabdian kepada masyarakat, serta peningkatan kerja sama tri dharma perguruan tinggi. Lebih lanjut ia menjelaskan juga bahwa, visi-misi ini telah mendapat dukungan positif dari seluruh pemangku kepentingan berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh pihak jurusan PGMI sebelumnya. Pada sesi yang sama sekretaris jurusan PGMI Misrina, M.Pd menambahkan lulusan PGMI harus memiliki keahliah dibeberapa bidang umum, seperti: Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, PKn, serta Seni Budaya yang diampu oleh guru kelas. Sebagai tambahan juga disosialisasikan kembali terkait siakad yang akan dijadikan oleh mahasiswa selama perkuliahan.

 

Sesi berikutnya diisi dengan Pelatihan sosialisasi mengenai pencegahan perundungan (bullying) yang dipaparkan oleh Erlidawati, S.Ag., M.Pd. dan Baiquni Hasbi, MA., Ph.D. materi pertama Erlidawati tegas menyampaikan hal-hal yang tidak boleh dilakukan, etika yang harus dijaga, serta batasan dalam interaksi antara mahasiswa dan dosen, khususnya yang melibatkan perempuan. Ia memberikan peringatan keras kepada mahasiswa untuk tidak diam jika mengalami atau menyaksikan tindakan tidak menyenangkan dan segera melaporkannya kepada pihak jurusan, mengingat kampus telah memiliki badan khusus yang menangani kasus tersebut.

Ditambahkan oleh Baiquni Hasbi, sosialisasi ini juga mengedepankan pendekatan preventif dengan memberikan pemahaman logis tentang akar masalah dan tahapan awal terjadinya pelecehan atau perundungan. Harapannya, mahasiswa baru tidak hanya menjadi target sosialisasi tetapi juga agen perubahan yang aktif menciptakan lingkungan akademik yang aman, nyaman, dan bermartabat. Dengan demikian, seluruh civitas akademika Jurusan PGMI dapat berjalan beriringan untuk mencapai keunggulan akademis dan mengembangkan karakter pendidik yang berintegritas tinggi.

Share this Post