HMJ Tadris Matematika Dorong Inovasi Pembelajaran Melalui Seminar Pemanfaatan AI dan Teknologi Digital
Lhokseumawe, 16 Oktober 2025 – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tadris Matematika (TMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe sukses menggelar Seminar dengan tema “Pemanfaatan AI dan Teknologi Digital dalam Pembelajaran Matematika” di Aula Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK).
Kegiatan ini berlangsung dengan diikuti oleh Dosen dan Mahasiswa Jurusan Tadris Matematika UIN SUNA, Mahasiswa dari Perguruan Tinggi sekitar Lhokseumawe dan Aceh Utara serta Praktisi Pendidikan. Seminar ini diselenggarakan sebagai upaya untuk memperluas wawasan mahasiswa dan praktisi pendidikan mengenai teknologi digital, seperti yang disampaikan oleh Amel yang merupakan ketua panitia kegiatan seminar ini.
“Kegiatan seminar ini merupakan salah satu bentuk upaya kami dari HMJ Tadris Matematika untuk memperluas wawasan serta meningkatkan pemahaman mahasiswa dan praktisi pendidikan terhadap perkembangan teknologi digital, khususnya dalam bidang pendidikan dan pembelajaran matematika.”
Kegiatan ini resmi dibuka oleh Wakil Dekan III FTIK, Dr. Nurul Fadhillah, M.Hum., “Zaman sekarang sudah ada Webinar, namun HMJ TMA ini tetap membuat seminar secara offline. Ini merupakan kegiatan yang positif karena seminar ini bisa menjadi ajang silaturrahmi kepada sesama. Semoga kegiatan seperti ini dapat dilakukan oleh jurusan lain. Karena acara ini juga dihadiri oleh mahasiswa dari kampus lain, ada guru-guru juga sehingga kegiatan ini tidak hanya bermanfaat untuk jurusan, tetapi juga fakultas, dan kampus lainnya,” ungkapnya dalam kata sambutan.
Materi seminar dipaparkan oleh Azwar, S.Pd., Gr. yang merupakan guru SMP Swasta Sukma Bangsa Lhokseumawe sekaligus alumni dari UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe Jurusan Tadris Matematika. Disela-sela pemaparan beliau menyelipkan satu quotes yakni, “AI tidak akan pernah bisa menggantikan keahlian, pengetahuan, atau kreativitas seorang pendidik. Namun AI dapat menjadi alat yang berguna untuk meningkatkan dan memperkaya pengalaman belajar mengajar.”
Quotes tersebut sejalan dengan pertanyaan yang disampaikan oleh salah satu peserta seminar, Mawanah, yang merupakan Guru Kimia. Dalam sesi tanya jawab, ia menanyakan, “Tadi disebutkan bahwa AI tidak seratus persen benar karena adanya bias. Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa informasi yang kita peroleh dari AI itu bias atau tidak?”
Menanggapi hal tersebut, Azwar menjelaskan bahwa peran AI sebaiknya tidak dijadikan acuan utama dalam proses belajar mengajar. “Kita sebagai guru sebaiknya tidak menjadikan AI sebagai rujukan pertama saat mengajar, tetapi jadikanlah AI sebagai alat bantu yang dapat memudahkan kita dalam mengajar,” ungkap Azwar.
Di penghujung sesi, Azwar memaparkan penerapan Assemblr Edu sebagai media pembelajaran interaktif yang membantu visualisasi siswa. Ia menuturkan bahwa platform tersebut tidak hanya relevan untuk mata pelajaran matematika, tetapi juga dapat diterapkan pada bidang studi lainnya. “Dengan Assemblr Edu, pembelajaran menjadi lebih menarik karena siswa dapat melihat langsung visualisasinya. Silakan dimanfaatkan bagi yang sedang PPL maupun yang sudah mengajar,” ujarnya. Pernyataan tersebut mendapat tanggapan positif dari para peserta seminar, termasuk salah satu guru Kimia yang turut menyetujui manfaat penggunaan aplikasi tersebut.


