Resa Jumiati: Alumni Tadris Bahasa Indonesia UIN Suna menjadi Lulusan Terbaik Universitas Negeri Yogyakarta
01 Agustus 2025. Resa Jumiati, S.Pd., M.Pd. berhasil menyelesaikan studi di program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya (FBSB), Universitas Negeri Yogyakarta. Penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) tersebut lulus pada 01 Agustus 2025.
Berdasarkan Surat Keputusan Dekan FBSB, sebanyak 479 peserta Yudisium resmi dinyatakan lulus pada periode tersebut. Terdapat 18 lulusan terbaik S-1, S-2, dan S-3 dengan IPK tertinggi pada masing-masing program studi. Dari 18 lulusan tersebut, Resa Jumiati dari Program Studi Magister PBSI menempati urutan ke-5 tertinggi di FBSB UNY.
Resa mengungkapkan perasaannya yang campur aduk antara rasa syukur dan tidak menyangka bahwa dirinya akan menjadi lulusan terbaik program studi yang meraih IPK tertinggi. Ia tidak terpikir akan menjadi salah satu dari lulusan terbaik selama masa kuliahnya. Hal itu karena mengingat dirinya termasuk mahasiswa yang merasa tertinggal dari segi knowledge dibandingkan mahasiswa lainnya dari Sabang sampai Merauke yang didominasi oleh lulusan terbaik di bangku perkuliahan S-1.
Ia mengaku baru mengetahui bahwa dirinya termasuk peserta yudisium terbaik pada H-1 pelaksanaan yudisium. “Saat itu, ada instruksi dari panitia untuk mengecek nomor urut masing-masing pada daftar hadir yang dikirim. Saya langsung scroll berdasarkan nama prodi. Saya sempat panik karena nama saya tidak ada. Lalu, saya klik menu pencarian. Lebih mengagetkan lagi, ternyata nama saya muncul di lembaran pertama, urutan kelima sebagai lulusan terbaik,” ungkap Ibu satu anak itu.
“Target saya sejak awal studi hanya bisa lulus tepat waktu sesuai durasi pembiayaan dari LPDP, yaitu 22 bulan,” tambahnya. Ia sangat bersyukur, ternyata bisa lulus lebih cepat dari target yang ditetapkan, yaitu 21 bulan. Mengingat posisinya kuliah sambil mengasuh anak, mengurus rumah tangga, dan menjadi pengajar di bimbel Ganesha Operation Yogyakarta, lulus tepat waktu adalah suatu hal yang luar biasa baginya.
Ia berharap semoga pengalaman studinya bisa menjadi inspirasi bagi setiap wanita, khususnya bagi yang telah berkeluarga. Ia selalu menyuarakan bahwa wanita tidak boleh berhenti belajar, baik di lingkungan formal maupun nonformal. “Tidak ada benteng bagi seorang wanita untuk terus belajar. Wanita adalah madrasah, maka jadilah sebaik-baik madrasah. Luruskan niat, optimalkan kewajiban, dan tingkatkan keyakinan. Tuhan tidak pernah memustahilkan ikhtiar hamba-Nya,” ungkapnya pada sebuah postingan di akun media sosialnya.
Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Ibu Novi Diana, M.Pd. menyampaikan rasa bangganya kepada alumni TBIn itu karena telah berhasil mewujudkan pesannya. "Lakukan yang terbaik, harumkan nama perguruan tinggi, harus kembali jadi lulusan terbaik," pesan Ibu Novi Diana 2 tahun lalu ketika Alumni TBIn itu meminta izin untuk lanjut studi.
Ketua Jurusan Tadris Bahasa Indonesia, Ibu Istiqamah, M.Pd. juga mengungkap hal serupa, "Kami para dosen TBIn ikut bangga. Semoga perjalanan dan pengalaman terbaik bisa menginspirasi adik-adik mahasiswa TBIn khususnya dan mahasiswa UIN Suna umumnya."