Mahasiswi UIN Lhokseumawe Ajak Generasi Muda Bertanya, Berpikir, dan Bertumbuh melaui Podcast “Jiwa Penuh Tanya”
Lhokseumawe. Di tengah gelombang konten cepat dan instan yang membanjiri layar-layar generasi muda, muncul sebuah suara yang berbeda. Suara yang tidak memaksa untuk disukai, tidak berlomba menjadi viral, tetapi mengajak untuk berhenti sejenak dan berpikir. Suara itu datang dari sekelompok mahasiswi kreatif UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe yang meluncurkan podcast edukatif bertajuk “Jiwa Penuh Tanya”, sebuah ruang obrolan reflektif dan santai yang kini tengah mencuri perhatian.
Podcast ini bukan sekadar tugas mata kuliah Edupeneurship, melainkan perwujudan nyata dari keresahan kolektif terhadap fenomena brain rot yakni turunnya kualitas berpikir akibat konsumsi berlebihan terhadap konten instan. Dengan membawa semangat “Ruang Bertanya, Tempat Bertumbuh”, Jiwa Penuh Tanya menghadirkan episode-episode yang tak hanya ringan untuk didengar, tapi juga kaya akan makna dan pengetahuan.
Lebih dari sekadar proyek kelas, podcast ini mendapat dukungan penuh dari pimpinan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe. Dekan Fakultas memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif dan kreativitas mahasiswa yang berani menyuarakan ide-ide reflektif di ruang publik digital. Dukungan tersebut juga diperkuat oleh Wakil Dekan I, II, dan III, serta dosen pengampu hingga seluruh dosen Jurusan Tadris Bahasa Inggris yang memberikan arahan, dorongan, hingga bimbingan selama proses produksi podcast berlangsung.
Tak hanya dari lingkungan jurusan dan fakultas, dukungan juga datang dari Ketua UPT Bahasa atau Language Development Center (LDC) UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe, yang menyambut baik hadirnya podcast ini sebagai salah satu media alternatif pembelajaran dan peningkatan literasi bahasa di kalangan mahasiswa.
Mereka melihat podcast ini bukan hanya sebagai tugas kuliah biasa, tetapi sebagai bentuk nyata penerapan nilai-nilai akademik dan keilmuan yang hidup, dinamis, serta kontekstual. Bahkan beberapa dosen turut menjadi pendengar awal, memberikan kritik membangun, dan membantu menyebarluaskan podcast ini melalui jaringan akademik.
“Ini adalah bukti bahwa mahasiswa mampu menjadi pionir perubahan cara belajar dan berbagi ilmu,” ujar salah satu dosen. Kehadiran dukungan dari pimpinan fakultas dan sivitas akademika menjadi pondasi kuat yang menghidupkan Jiwa Penuh Tanya sebagai ruang edukasi alternatif yang berkelanjutan.
Tim di balik podcast ini terdiri dari lima perempuan muda dengan peran yang terstruktur rapi namun dijalani dengan jiwa yang cair dan saling mendukung. Zahwa Azyva tampil sebagai Chief Executive Officer (CEO), memimpin arah dan visi podcast dengan idealisme yang hangat, sekaligus menjadi wajah dan suara utama dalam beberapa episode. Di sisi operasional, Irda Zuraida menjalankan tugas sebagai Chief Operating Officer (COO), memastikan rekaman berjalan lancar dan berkontribusi sebagai narasumber yang reflektif. Fatwani memegang peran sebagai Chief Financial Officer (CFO), menjaga alur anggaran dan sekaligus aktif sebagai host serta narasumber dalam beberapa episode podcast. Nurmala Fitri sebagai Chief Marketing Officer (CMO) menghadirkan sentuhan visual dan promosi yang atraktif di media sosial yang terus berkembang, sementara Salwa Sabita Rahmah, yang juga merupakan Duta Bahasa UIN Sultanah Nahrasiyah, mengisi peran sebagai Chief Technology Officer (CTO), mengatur sisi teknis serta menjadi bintang tamu spesial yang memperkuat kualitas intelektual dan kredibilitas podcast.
Yang membuat Jiwa Penuh Tanya berbeda bukan hanya topik-topik yang diangkat seperti “Overthinking: Toxic atau Tanda Kecerdasan?”, “Kenapa Kita Cepat Bosan Belajar?”, hingga “Kenapa Bahasa Bisa Mengubah Dunia?” tetapi juga pendekatan penyampaiannya. Gaya bahasa yang bersahabat, suasana rekaman yang penuh kehangatan, dan pemilihan tempat yang sederhana namun penuh makna seperti teras perpustakaan atau ruang kelas kampus hingga cafe shop menjadikan setiap episode terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari pendengarnya.
Salah satu momen paling membanggakan adalah ketika mereka berhasil berkolaborasi langsung dengan Duta Bahasa, Salwa Sabita Rahmah, dalam sebuah episode spesial yang membahas tentang kekuatan bahasa dalam membentuk realitas sosial dan psikologis. Kehadiran Salwa tidak hanya memberikan wawasan yang dalam, tapi juga membawa nuansa baru yang menunjukkan bahwa podcast ini benar-benar serius dalam menyebarkan nilai edukasi. Kolaborasi ini bukan hal biasa bagi sebuah proyek mahasiswa ia adalah pencapaian yang menunjukkan bahwa Jiwa Penuh Tanya memiliki potensi jangka panjang sebagai kanal edukatif nasional.
Bukan sekedar menyampaikan teori, podcast ini juga menghadirkan data, pengalaman pribadi, dan solusi nyata yang bisa langsung diterapkan oleh pendengarnya. Strategi seperti journaling, teknik grounding 5-4-3-2-1, gamifikasi belajar, dan refleksi lewat self-talk menjadi bagian dari konten yang dikemas santai namun tetap tajam. Semua ini menunjukkan bahwa edukasi tidak harus formal dan berat, melainkan bisa dibangun dari ruang-ruang kecil yang jujur dan manusiawi.
Jumlah pendengar mereka pun tumbuh dari hari ke hari, dengan ratusan pemutaran di Spotify dan puluhan ribu tayangan secara kumulatif di platform media sosial. Tapi bagi mereka, angka bukan segalanya. Yang terpenting adalah: ada jiwa-jiwa muda yang kembali bertanya, kembali berpikir, dan kembali merasa bahwa belajar itu menyenangkan.
Zahwa Azyva, CEO dari Jiwa Penuh Tanya, menegaskan bahwa yang mereka kejar bukanlah viralitas, melainkan kesadaran. “Kami tidak sedang berlomba menjadi terkenal,” ucapnya, “Kami hanya ingin menciptakan kembali ruang refleksi di mana anak muda merasa aman untuk bertanya, berpikir, dan tumbuh. Karena belajar itu bukan beban, melainkan kesempatan untuk mengenal diri.
Podcast ini mengusung motto sederhana namun bermakna dalam: “Ruang Bertanya, Tempat Bertumbuh.” Slogannya pun menggambarkan semangat mereka dengan sangat tepat: “Tempat di mana jiwa-jiwa penasaran dan pikiran yang tak lelah bertanya dijawab dengan santai tapi bermakna.
Lewat kerja keras, juga cerdas, kolaborasi, dan refleksi yang konsisten, Jiwa Penuh Tanya telah membuktikan bahwa mahasiswa tak hanya mampu menyerap ilmu, tetapi juga mampu menciptakan ruang belajar baru yang lebih relevan, membumi, dan berdampak. Mereka bukan hanya pembelajar, mereka adalah pencipta ekosistem edukatif masa depan.
Mereka bertanya dan dari tanya, mereka tumbuh. Dan kini, mereka mengajak kita semua untuk ikut bertumbuh bersama.
Dengarkan podcast Jiwa Penuh Tanya di Spotify:
https://open.spotify.com/show/3buVsS9rFxG4rGFDfph60V?si=ctOyM62yS1CG4ZJQv-pJmw
Ikuti dan dukung di Instagram:
https://www.instagram.com/jiwapenuhtanya_podcast?igsh=andlZzd2ZmdtZjlt
Kontak: mailto:voice.jiwapenuhtanya@gmail.com